Sadarkah anda bahwa semakin lama anda mengarungi bahtera rumah tangga, maka cinta anda semakin lama bisa semakin luntur dan pudar. Dan yang ada hanyalah sebuah hubungan transaksional belaka.
Saat baru pengantin baru, cinta anda masih menggebu-gebu. Jangankan sampai jatuh ketika berjalan, ada lalat yang nempel di kulitnya saja akan segera anda singkirkan lalat itu. Dan anda usap dengan lembut kulitnya. Seakan-akan takut melukai kehalusan kulit mulusnya.
Namun sekarang, apa sikap anda padanya…?
Saat dia jatuh saat berjalan, bukannya anda tolong. Tetapi malah anda bentak dan anda marahi…
Ya, yang saya maksud ini tentu bukanlah anda yang membaca tulisan ini. Tetapi anda-anda yang di sana yang duduk di pojokan dan tidak mau menyempatkan diri membaca tulisan yang sangat luar biasa ini….
Sekilas tadi saya telah menyinggung mengenai cinta Transaksional sebagai kebalikan dari Cinta Sejati atau Unconditional Love. Lalu apa bedanya…?
Cinta transaksional adalah cinta jual beli. Anda jual saya beli, begitu frase kalimatnya. Dan karena spiritnya adalah jual beli, maka tentu masing-masing fihak berharap memperoleh keuntungan yang sebanyak mungkin. Masing-masing memberikan pelayanan berdasarkan kalkulasi untung dan rugi. Segala apapun yang diberikan, baik berupa perhatian, kasih sayang, nafkah batin, maupun nafkah materi. Semuanya berharap mendapat imbal balik. Dan ketika kembalian yang kita harapkan berada di bawah standard harga, maka yang muncul adalah Rasa Kecewa, sakit hati, dendam, marah, dll..
Ya, mungkin rasa kecewa dan seabrek Emosi negatif itu tidak langsung terlihat dan nampak di permukaan. Bahkan anda sendiri mungkin belum merasakannya. Namun suatu saat, entah kenapa hanya dipicu oleh masalah yang sangat sepele saja. Emosi dan kemarahan anda dapat meledak di luar kendali anda.
Hanya karena istri lupa membikinkan Kopi di pagi hari, anda bisa menjadi sangat marah. Membanting meja, HP, Laptop, atau apapun yang ada di hadapan anda. Dan ketika emosi anda mereda, anda menjadi sangat menyesal dengan apa yang terjadi, Dan tidak tahu mengapa hal yang sepele seperti itu bisa menyulut ledakan Dahsyat dari emosi anda. Dan bagi yang kurang pengetahuannya, mungkin akan menganggap saat itu anda sedang kesurupan setan.. hehehe..
Sebenarnya hal itu terjadi bukanlah secara kebetulan atau tiba-tibu begitu saja, Secara psikologis, Emosi anda bisa di ibaratkan sebagai suatu wadah. Sebut saja wadah emosi, atau Teko Emosi. Ketika sebuah kejadian memicu munculnya suatu emosi negatif, maka emosi tersebut akan mengendap di dalam dasar Teko emosi anda. Dan demikian seterusnya, setiap ada emosi negatif lagi, maka emosi itu mengendap ke dasar teko anda. Semua emosi itu tidak hilang begitu saja. Tetapi menumpuk dan semakin lama semakin tinggi level tumpukannya, sehingga akhirnya sampailah di garis batas dari teko anda. Dan dengan satu kejadian kecil dan sepele saja, Teko Emosi anda dapat meledak… DAAAR……….
Nah, itulah yang terjadi, pada anda…
Oleh karena itulah dalam ajaran Agama, khususnya agama Islam. Kita dianjurkan untuk memperbanyak Istighfar, memohon ampunan kepada Tuhan. Dengan demikian Emosi negatif yang muncul tadi segera dapat di release dan tidak menumpuk di dalam teko emopsi anda…
Tentu saja agar Istighfar anda dapat berfungsi sebagai media untuk meRelease Emosi negatif, kita tidak hanya sekedar istighfar di bibir saja, sekedar latah karena kebiasaan. Tetapi harus di sertai dengan pemahaman mengenai Forgiveness Therapy. Yaitu saat kita beristighfar, kita secara sadar menyadari siapa dan apa yang memunculkan emosi negatif tersebut. Untuk kemudian kita secara tulus ikhlas meminta maaf serta memaafkan siapapun dan apapun yang memicu emosi negatif tersebut.. Dengan begitu, barulah istighfar kita bermakna dan secara hakiki tepat menuju sasarannya.
Ingat..!!!
Hakikatnya semua peristiwa adalah netral, menjadi positif ataupun negatif. Itu bukan karena faktor kejadiannya. Tetapi karena faktor kitanya. Bagaimana kita memaknai kejadian itulah yang membuat sebuah kejadian dapat bermuatan Emosi yang positif ataupun negatif.
Okey, kita kembali bicara Cinta. Lalu apa yang disebut dengan Cinta Sejati atau Unconditional Love. Cinta sejati lebih bersandar pada nilai-nilai dari spiritualitas atau agama yang kita yakini. Dalam Islam disebut, mencintai karena Allah swt.
Orang yang di dalam dirinya terdapat Cinta sejati, dia akan lebih condong suka memberi.tanpa mengharap kembali. Dia mengasihi karena baginya kasih itu adalah suatu nilai luhur yang memang sudah seharusnya dia lakukan. Apapun tanggapan dari pasangannya, semua itu dia sambut dengan penuh kasih. Inilah Cinta sejati, yang berbahagia ketika melihat pasangannya bahagia.
Jadi sudah jelas bukan, apa beda cinta sejati dengan cinta transaksional…???
Nah, bila anda masih mengaharapkan yang berlebih dari istri anda sebagai imbalan atas segala yang telah anda berikan padanya… Maka, ingatlah..!! Istri anda bukan pelacur….
Demikian juga anda para istri..
Bila anda lebih mementingkan kepentingan diri anda sendiri, dan berharap suami anda membayar dengan harga yang pantas atas apapun yang telah anda lakukan padanya… Maka, Ingatlah..!!! Anda sedang tidak melayani pelanggan anda…
Sekian dulu tulisan saya kali ini, mohon maaf bila ada salah dan khilaf dalam saya menuliskan kata. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk anda.. Salam Sukses untuk anda semua..
Pasal sumber : http://www.naqsdna.com
( ALAT WEBMASTER)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar